- Jadwal Pertandingan di TV - Prediksi Pertandingan - Hasil Pertandingan - Livescore - Champions - UEFA - Klasemen Liga Premier Inggris - Klasemen La Liga Spanyol - Klasemen Liga Italia Serie A - Klasemen Bundesliga Jerman - Klasemen Liga Eredivisie Belanda - Klasemen Ligue 1 Prancis -

Heboh, Andrea Pirlo Setuju Pindah dan Bergabung Real Madrid hoT NewS

BloggerGiBol - Heboh, Andrea Pirlo Setuju Pindah dan Bergabung Real Madrid

Heboh, Andrea Pirlo Setuju Pindah dan Bergabung Real Madrid

Heboh, Andrea Pirlo Setuju Pindah dan Bergabung Real Madrid - Andrea Pirlo merupakan salah satu pemain tengah yang mempunyai keahlian di atas rata-rata. Pasalnya selain sebagai jendral lapangan yang memberikan banyak kreasi dalam suatu penyerangan, dia (Pirlo) mempunyai akurasi tembakan yang sangat istemewa. Banya gol-gol yang Pirlo ciptakan melalui tendangan bebas maupun tendangan dari luar kotak pinalti.

Andrea Pirlo juga merupakan salah satu suksesor saat timnas Italia berhasil menjadi juara dunia pada tahun 2006 silam. Dan dia (Pirlo) juga yang telah banyak memberikan berbagai macam gelar untuk tim AC Milan selama dia berseragam merah hitam itu.

Heboh, Andrea Pirlo Setuju Pindah dan Bergabung Real Madrid.

Menguak fakta dari buku otobiografi Andrea Pirlo, "Saya Berpikir Maka Saya Bermain", kita akan melihat bagaimana sang juara dunia 2006 nyaris bergabung ke Real Madrid.

Musim panas 2006, kami baru saja meraih gelar Piala Dunia, dan saya seakan dibuat mabuk karenanya. Saya keluar dengan sepeda untuk menikmati keindahan jalanan Forte dei Marmi, dan ketika saya melewati pinggiran laut, orang-orang dengan bangga menepuk punggung saya.

Mereka pasti berpikir bahwa kemenangan atas Prancis di partai final adalah hasil kerja keras otak saya, tapi ada satu fakta yang sama sekali tak diketahui mereka. Mereka tak menggubris salah satu fakta krusial dalam cerita itu, satu fakta bahwa saya adalah milik Real Madrid, bukan Milan. Saya adalah pemain Madrid di pikiran, hati, dan jiwa saya. Saya memiliki kontrak lima tahun yang setia menanti dan gaji di luar akal pikiran.

Tampaknya beberapa orang tertentu di Milan mendapati diri mereka dalam satu goresan dosa yang besar, atau setidaknya cerita bermula pada momen itu. Calciopoli jadi topik kedua terhangat untuk diperbincangkan, sedikit lebih rendah dibanding obrolan soal kesuksesan Italia di Jerman.

Suatu hari Anda membaca surat kabar jika kami akan didegradasi ke Serie B, sehari berselang Anda akan mendengar bahwa kami hanya akan dikenakan penalti 15 poin saja. Namun di hari lainnya kami dikabarkan untuk menyerahkan torfi kami dan menghapus torehan tersebut dari buku rekor. Setelah itu saya sadar bahwa bukan Mark David Chapman yang jadi antagonis pembunuh John Lennon, melainkan salah direktur Milan.

Semua hal kemudian makin tak karuan. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi dan bagaimana takdir Milan setelahnya, termasuk saya. Satu hal yang jadi keyakinan saya kala itu: Saya tak akan pernah mau bermain di Serie B! Namun jika saya memutuskan untuk pergi, saya akan dicap sebagai pengkhianat sejati. Tak ada jalan buat saya membayar dosa orang lain, kecuali diri mereka sendiri.

Andrea Pirlo AC Milan
Kecupan perpisahan | Pirlo nyaris berpisah dengan Milan pada 2006

Pelatih Real Madrid saat itu, Fabio Capello, kemudian menelepon saya. Franco Baldini yang jadi direktur olahraganya melakukan hal serupa. Saya lantas terlibat diskusi hebat dengan agen saya, Tullio Tinti. Kami berdiskusi soal apa yang akan dikatakan Milan terkait situasi ini.

Tak lama setelah itu, saya dijadwalkan untuk kembali ke Milanello. Di sana kami membahas soal Liga Champions. Milan akan melakoni babak kualifikasi melawan Red Star Belgrade kala itu. Pada titik ini Tullio berkata pada saya: "Jangan pergi dulu. Biar saya berbicara dengan pihak Real. Jika kau memang ingin mengubah nasib dari Forte dei Marmi, maka kembalilah ke kampung halamanmu di Brescia. Dalam perjalanan engkau harus awas terhadap ponselmu - pada waktu yang tidak terduga akan ada panggilan untukmu."

Benar saja, ponsel saya berdering dalam perjalanan sesuai dengan apa yang Tullio katakan. Pada momen itu prediksi Nostradamus bahkan kalah telak dengan Tullio-ku.

Capello: "Halo Andrea, ini Fabio Capello," Ya Capello, salah satu pelatih tersukses dalam sejarah olahraga terpopuler di dunia ini.

Pirlo: "Halo pelatih, bagaimana kabarmu?"

Capello: "Saya baik-baik saja dan berharap kau dalam kondisi yang lebih baik setelah mendengar ini. Datang dan bergabunglah bersama kami [Real Madrid]. Kami baru saja memboyong Emerson dari Juventus dan kau adalah orang yang akan bermain bersamanya di posisi gelandang tengah."

Pirlo: "Baiklah kalau begitu."

Ia tak membutuhkan banyak waktu untuk meyakinkan saya, kurang dari satu menit mungkin. Saya melakukannya karena sudah pernah melihat kontrak yang ditawarkan. Agen saya juga sudah mempelajarinya secara terperinci.

Tullio: "Andrea, kita berangkat."

Pirlo: "Ya, saya sangat senang dengan hal ini Tullio."

Saat itu saya sudah membayangkan diri saya dengan jersey putih ala Madrid. Saya sungguh berhasrat dan dalam waktu bersamaan sungguh agresif. Pikiran saya sudah melayang jauh ke Santiago Bernabeu, bagai kuil, dengan alas yang mampu membuat lawan merinding. Mereka semua akan babak belur dihajar para raja yang berkuasa di atasnya.

Pirlo: "Lantas, apa yang akan kita lakukan setelahnya Tullio?”

Tullio: "Kita akan makan siang bersama dalam beberapa hari ke depan."

Pirlo: “Di mana? Meson Txistu di Plaza de Angel Carbajo?”

Tullio: "Bukan Andrea, bukan di Madrid, tapi Milanello."

Pirlo: "Apa maksudmu? Milanello? Apa kau sudah bodoh?"

Tullio: "Tidak Andrea, kau tak salah dengar. Kita belum mendapat persetujuan dari pihak [Adriano] Galliani."

"Saya adalah pemain Madrid di pikiran, hati, dan jiwa saya. Saya memiliki kontrak lima musim yang setia menanti dengan gaji di luar akal pikiran."

Menu dalam acara makan siang selalu saja sama: Saya tahu dari dalam hati. Hidangan pembuka, makanan utama, dan akan ditutup dengan es krim legendaris dengan topping crunchy di atasnya.

Kami bertemu di tempat yang khusus digunakan sebagai ruang makan klub. Setengah jalan antara dapur dengan ruang perapian, di mana Silvio Berlusconi akan memainkan pianonya diselingi dengan beberapa leluconnya.

Tullio kemudian memulai pembicaraan. "Andrea akan segera bergabung dengan Real."

Lalu saya sambut: "Ya..."

Galliani kemudian menatap lurus ke arah saya. “Andrea, temanku, Anda tak akan pergi ke mana pun.”

Dia kemudian mengeluarkan sesuatu dari bawah meja makan. Yang malah membuat saya tersenyum, hingga berpikir bahwa sesuatu itu adalah Monica Lewinski dari bawah meja Bill Clinton di ruang oval.

Kontrak baru kemudian ia tawarkan dan Mr Biro (Galliani) melanjutkan perkataannya, "Anda tak akan pergi karena pasti segera menandatangani kontrak ini. Durasinya berlangsung selama lima musim dan kami sengaja mengosongkan kolom gaji. Jadi Anda bisa bisa mengisinya sesuai keinginan."

Tullio kemudian merebut kertas itu dari tangan saya. "Saya akan membawanya dulu."

Ia kemudian memiliki waktunya, membawanya ke rumah, membaca dan mempelajarinya terus menerus. Saya lantas pergi ke pemusatan latihan Timnas Italia di Coverciano, untuk beberapa hari. Selama itu saya tak mendengar kabar apapun. Saya pikir negosiasi telah usai: Saya membayangkan berkarier di Spanyol dan bermimpi di Spanyol. Imajinasi saya ada di sana dan mendarat pada satu tempat di antara Plaza Mayor dan Puerta del Sol.

Tullio akhirnya menelepon saya.

Tullio: "Bertahanlah di Milan. Sekarang juga, mereka tak akan membiarkanmu pergi."

Pirlo: "Tidak..."

Tulio: "Ya."

Pirlo: "Oke baiklah."

Anda kemudian ada dalam situasi untuk mengumbar banyak omong kosong pada media. Asalkan tentu saja, mereka melemparkan pertanyaan yang tepat untuk Anda. Jika mereka menanyakan saya soal rumor Real Madrid, maka saya akan menjawab dengan kalimat yang klise, usang, dan bernilai setengah kebenaran. Anda akan menjawabnya tanpa nyawa dan hasilnya akan dihiasi oleh percikan kreatif tulisan wartawan.

"Tidak, itu tidak akan terjadi. Saya bahagia di Milan."

F*** off!

Sayang sekali segalanya harus berakhir seperti itu. Saya hanya menandatangani kontrak dengan Real dari dalam hati. Mereka lebih glamor dari Milan, lebih memiliki prospek, lebih menarik, lebih segala-galanya. Mereka sanggup memberikan ketakutan pada setiap lawannya, tak peduli siapapun.

Ya semua mengetahuinya, saya kemudian mendapat hiburan besar dengan memenangi gelar Liga Champions. Jika tidak, semua bisa jadi lebih buruk.

source : www.goal.com

Heboh, Andrea Pirlo Setuju Pindah dan Bergabung Real Madrid hoT NewS
Tautan Permanen (PermaLink) : http://bloggergilabola.blogspot.com/2014/04/hebohandreapirlosetujupindahdanbergabungrealmadridhotnews.html

andrea pirlo hijrah ke real madrid
andrea pirlo ac milan juventus
bursa transfer pemain
andrea pirlo pemain berbakat
andrea pirlo rekor penghargaan
andrea pirlo sang juara dunia
berbagi informasi sepakbola terkini
berita berita sepakbola akurat
agen andrea pirlo
kunci sukses andrea pirlo


@



0 komentar:

Post a Comment - Kembali ke Konten

Silahkan tinggalkan komentar anda seputar Liga Premier Inggris La Liga Spanyol Liga Italia Serie A Bundesliga Jerman Liga Eredivisie Belanda Ligue 1 Prancis - Tunjukkan semangat sportifitas mu

Heboh, Andrea Pirlo Setuju Pindah dan Bergabung Real Madrid hoT NewS